IKATAN MAHASISWA PELAJAR SOPPENG KOOPERTI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Post Page Advertisement [Top]




































MENGURAI  HISTORIS  TANA  LATEMMAMALA  KABUPATEN  SOPPENG BESERTA HARAPAN BESAR DI MOMEN KE 755.

Hari jadi Soppeng disepakati dimulai sejak Pemerintahan TO MANURUNGNGE RI SEKKANYILI atau LATEMMAMALA yang terhitung mulai tahun 1261,

Soppeng adalah daerah memiliki historis dan cerita yang begitu cemerlang dimasa lalu, maka tak bisa sembarangan waktu untuk kemudian di tetapkan menjadi hari jadi soppeng.  dengan memperhatikan berbagai masukan agar penempatan Hari Jadi Soppeng maka diadakanlah seminar karena dianggap kurang tepat bila dihitung dari saat dimulainya Pelaksanaan Undang-undang Darurat Nomor 04 Tahun 1957, sebab jauh sebelumnya didalam lontara, Soppeng telah mengenal sistem Pemerintahan yang Demokrasi dibawah kepemimpinan Raja dan Datu. Maka dilaksanakanlah Seminar Sehari pada Tanggal 11 Maret 2000, yang dihadiri oleh para pakar, Budayawan, Seniman, Sejarawan, Tokoh Masyarakat, Alim Ulama, Generasi Muda dan LSM, dimana disepakati bahwa hari Jadi Soppeng dimulai sejak pemerintahan Latemmamala atau To Manurungngnge Ri Sekkanyili pada tahun 1261

dengan berdasarkan cara perhitungan dengan menggunakan metode BACKWARD CONTING, yang kemudian diusulkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Soppeng untuk dibahas dalam Rapat Paripurna sekaligus mengesahkannya untuk dijadikan suatu Peraturan Daerah tentang penetapan Hari Jadi Soppeng yang sah. Dari hasil rapat Paripurna Dewan perwakilan Rakyat Daerah kabupaten Soppeng, Tanggal 12 Maret 2001 telah menetapkan dan mengesahkan suatu Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng, Nomor 09 Tahun 2001, Tanggal 12 Maret 2001, bahwa Hari Jadi Soppeng Jatuh pada Tanggal 23 Maret 1261.

Untuk kemudian melakukan pengambilan keputusan untuk persoalan tanggal tak luput dari pada sebuah historis dan filosofis yang begitu mendalam. Berikut ini penjelasan singkat tentang makna kedalaman latar belakang di tetapkannya tanggal 23 Maret sebagai hari dan bulan Ulang Tahun Kabupaten Soppeng. Secara maknawi, arti dari pemakaian tanggal angka 2 dan 3 (23) itu dari pemikiran budaya dan tinjauan kesejarahan pada saat berlangsungnya Seminar Sejarah, Tanggal 11 Maret 2000, dalam rangka penetapan Hari Jadi Kabupaten Soppeng. Kedua angka ini, 2 dan 3 (23) dimaknai memiliki sejarah dan filosofi yang dalam, yaitu bahwa Angka dua (2) menunjukkan dua Kedatuan, Soppeng Rilau dan Soppeng Riaja, dua Tomanurung, Tomanurungnge ri Sekkanyili dan Tomanurungnge ri Gorie, dua Cakkelle (Burung Kakatua) yang memperebutkan setangkai padi, yang merupakan petunjuk para matoa hingga menemukan Tomanurungnge, dua Pegangan Hidup, yaitu kejujuran dan keadilan, dua Hal yang tidak bisa dihindari yaitu nasib dan takdir, dan dua “tanranna namaraja tanaE”, yaitu pemimpin harus jujur dan pintar serta masyarakat hidup aman, tentram dan damai. Sedang angka tiga (3) menunjukkan adanya perjanjian tiga kerajaan besar antara Bone, Soppeng dan Wajo (TellumpoccoE), “Taring Tellu”, yang menunjukkan tempat bertumpu yang sangat kuat dan stabil, “Tellu riala Sappo” (Taue ri Dewatae, Taue ri Watakkale, Taue ri Padatta Rupatau), dan “Tellu Ewangenna Lempue” (kejujuran, kebenaran dan keteguhan).Pemilihan Angka 23 juga jika digabung, dimaknai sebagai “Dua Tellu”, yang artinya murah rezeki, “Dua temmasarang, Tellu Temallaiseng”, yang artinya Allah dan hambanya tidak pernah berpisah, Allah Malaikat dan hamba selalu bersama-sama, “Tellu Dua Macciranreng, Tellu-Tellu Tea Pettu”, yang artinya berpintal dua sangat rapuh, berpintal tiga tidak akan putus serta pemaknaan “Mattulu Parajo Dua Siranreng Teppettu Sirangreng”, yang artinya tidak saling membohongi, nanti akan putus jika putus bersama. Selain itu, angka dua dan tiga jika ditambahkan akan menghasilkan makna, Pertama, jumlah kata dalam huruf karawi Lambang Daerah Soppeng, yang mengacu kepada pranata sosial : Ade’, Rapang, Wari, Bicara, dan Sara’. Kedua, jumlah Rukun Iman yang ada lima, Ketiga, jumlah sila Pancasila yang ada lima. Dan terakhir, jika angka dua dan tiga dikalikan akan dimaknai sebagai upaya penghayatan akan rukun islam yang ada enam. Adapun Bulan Maret merupakan bulan bersejarah bagi masyarakat Soppeng, karena Bulan Maret merupakan Bulan Terbentuknya Kabupaten Soppeng dan Bulan Pelaksanaan Seminar Sejarah ditentukan dan disepakatinya Hari Jadi Kabupaten Soppeng. Untuk penetapan tahun, sebagai tahun awal Hari lahir, tahun 1261, adalah hasil perhitungan mundur ‘Backward Counting’, yaitu pemerintahan Datu Soppeng pertama. La Temmamala, Tomanurungnge ri Sekkanyili sehingga dengan demikian Hari Jadi Kabupaten Soppeng ditetapkan pada tanggal 23 Maret 1261.

Melihat dari pada sedikit penggambaran tentang historis SOPPENG yang mempunyai banyak nilai-nilai filosofis yang begitu mendalam akan pemaknaan, maka dari itu atas nama mahasiswa rantau asal bumi latemmamala yang menjajaki kota pendidikan Makassar khususnya UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA, besar harapan kami sebagai pemuda bahwa sanya agar kiranya pada momentum kali ini semakin mendewasakan kita berpikir kedepan untuk kemudian bagaimana bersumbangsih real terhadap pembangunan kota soppeng, bagaimana kemudian sinergitas antara segenap jajaran pemerintahan dan semua elemen masyarakat beserta dengan pemudanya saling bersinergi untuk kemudian bisa memberikan semua yang terbaik untuk soppeng dan jelas tidak lepas dari pada nilaai kearifan lokal yang ada. Soppeng adalah kota yang kaya akan sumber daya alam, soppeng adalah kota yang indah akan pemandangan, soppeng adalah tanah suber untuk menjadi ladang kesejahtraan, soppeng adalah kawasan yang damai akan konfilik social, soppeng adalah kota yang menjunjung tinggi nilai adat yang ada, dan soppeng adalah wilayah yang orang-orangnya ramah, maka inilah yang kemudian menjadi sumber daya yang kemudian bisa menjadi nilai jual tersendiri bagi soppeng, besar harapankami pula bagi pemerintahan yang baru terpilih agar kiranya, di 5 tahun kedepan pemerintahannya kemudian dapat menciptakan iklim sejahtra, aman dan damai serta peningkatan pembangunan yang jelas terasa, bukannya hanya melakukan pencitraan semata. Maka kami dari dari IKATAN MAHASISWA PELAJAR SOPPENG UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA (IMPS UMI) yang dari latar belakang disiplin ilmu yang berbeda-beda siap menggembleng diri untuk kemudian kembali mewakafkan diri, bersumbangsih real kepada tanah kelahiran kami untuk kemudian bisa lebih baik.
DIRGAHAYU KOTA KELAHIRANKU, BUMI SOPPENG WANUA LATEMAMALA YANG KE 755.

Makassar, 23 maret 2016  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib