IKATAN MAHASISWA PELAJAR SOPPENG KOOPERTI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Post Page Advertisement [Top]


Sebuah Kisah Klasik
Mengusik sebuah cerita dimana kita harus bergelut dengan suasana yang diluar dari zona nyaman. Jika mereka menghabiskan masa liburannya dengan keluarganya, namun berbeda dengan cerita kami Mahasiswa Perantau. Kami Ikatan Mahasiswa Pelajar Soppeng Koperti UMI justru harus menggeluti kesibukan yang sudah menjadi rutinitas 2 tahun terakhir. Iyah kali ini adalah serangkaian cerita yang kami persembahkan untuk HALAQAH LATEMMAMALA III. Kepanitian telah terbentuk dan waktunya kami menjalani sebuah tanggung jawab yang jelas akan menjadi beban buat kami. Seutas senyum yang terlukis di wajah PANITIA akan menjadi sebuah obat paling mujarab untuk kami melaksanakan tanggungjawab kami. Seperti kegiatan-kegiatan pada umumnya, segala hal pasti tidak akan terjadi ketika tidak bermodalkan DANA. Iyah, lagi dan lagi, waktu,tenaga, dan pikiran kami terkuras hanya untuk mengumpulkan dana. Miris rasanya, ketika kita melaksanakan kegiatan namun terhambat oleh dana. Tapi sekali lagi, semangat kami tidak akan terpatahkan hanya karena kami harus menerima kenyataan untuk menawarkan penggalangan dana kami pada masyarakat Bumi Latemmamala. “Teman-teman, apapun kondisinya kita harus tetap semangat untuk mengumpulkan uang” ujar Ketua Panitia Halaqah Latemmamala III. Dengan harapan dan senyuman akhirnya kami menepis segala rasa patah semangat kami. Ketika siang kami dipayungi oleh kepanasan, dan ketika sore kami disinari oleh pancaran ufuk senja yang merona, dan ketika malam kami di selimuti oleh dinginnya angin malam. Namun kami tetap tegar untuk menghabiskan waktu di Pagi, siang, sore ,dan malam hanya untuk mengumpulkan sebongkah berlian. Eh maksud kami adalah uang dari hasil penggalangan dana kami. Kami mencoba menawarkan jualan kami di GADIS. Iyah GADIS yang dimaksud adalah Gabungan Dinas Kab.Soppeng. dengan sejuta inisiatif dan modal nekad akhirnya kami membawa Salad-Salad buah itu di setiap kantor disana. Alhamdulillah, penggalangan kami laris terjual oleh ibu-ibu yang sedang bersua disana. Mereka menyampaikan aspirasinya kepada mahasiswa yang memiliki jiwa sosial layaknya Mahasiswa IMPS UMI. Oleh karena itu, kami dimandikan oleh pujian dan semangat yang akan membangkitkan kami. Beda halnya ketika kita berpindah tempat ke TAMAN KOTA untuk menawarkan jualan kami. Disana kami tidak terlalu di gubris oleh para penikmat kalong dan juga dry fountain yang lagi ngehitz di Kabupaten Soppeng. Memang diantara mereka ada yang mengerti tentang bagaimana pahit dan getirnya seorang mahasiswa yang sedang mengumpulkan dana untuk menyukseskan kegiatannya, namun lebih banyak yang tidak mengerti tentang rasanya ditolak untuk membeli sebuah jajanan elit ini. Ini bahkan lebih parah ketika kita ditolak perihal percintaan. Dan bahkan malam itu disaat gerimis mulai datang perlahan-lahan membasahi Taman Cinta yang terletak di jantung Kota Kab.Soppeng, semangat kami tidak akan terpatahkan tapi justru suasana di taman cinta membuat benih-benih cinta persaudaran di kepanitiaan Halaqah Latemmamala III semakin bertumbuh. Setelahnya kami duduk-duduk bersama di sebelah Barat Bangunan Belanda, cafe itu bernama “Cafe Salsa”. Tempat pemuda dan pemudi kota Soppeng berkumpul. Semua mata memandangi lingkaran persaudaraan kami, semua mata memandangi kelelahan kami yang tertutupi dengan selirik canda tawa kami, dan semua mata seolah memberikan kami penghargaan yang besar tentang perjuangan kami yang telah berkeliling kesana kemari demi mengumpulkan uang 5 ribu sedikit demi sedikit. Kami sangat bersyukur, karena kami masih di izinkan oleh Sang Khaliq utuh untuk menyukseskan kegiatan kami. Man jada wa jada “Siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil” itulah kemudian yang menjadi pegangan kami, lisan kami untuk terus mengobarkan semangat HALAQAH. Dan alhamdulillah di tangggal 21 Februari 2018 Dana yang kami targetkan telah tercukupi. Sungguh haru menyelimuti kami, rasanya ketakutan kami untuk minus setidaknya sudah dapat ditepis. Kami akhirnya fokus untuk menyelesaikan segala perizinan untuk segenap pemerintah Kab.Soppeng. dan tak lupa kami meminta konfirmasi kembali kepada sekolah-sekolah yang telah kami undang untuk turut andil dalam Tournament Foutsal Halaqah Latemmamala III Se-Sulawesi Selatan. Dan hal yang paling selalu membuat suasana sekret terasa ramai adalah dengan alunan suara musik tarian. Dimana para penari yang akan pentas pada Hari Pembukaan berlatih sekeras mungkin untuk menampilkan yang terbaik. Hari demi hari telah terlampaui dengan segala upaya persiapan kami lakukan seoptimal mungkin hingga mencapai detik-detik Pembukaan. Konsep acara pembukaan tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya. Tahun lalu kami menggunakan konsep outdoor. Namun karena kami masih dihantui dengan rasa trauma kami pasca konsep yang lalu akhirnya kami mengambil keputusan untuk menggunakan konsep indoor. Kami masih ingat kejadian pasca pembukaan halaqah Latemmamala II, yaitu dimana kami telah mempersiapkan konsep panggung yang megah untuk pembukaan namun terkandaskan oleh Hujan yang tak kunjung usai. Waktu itu rasanya kami di hempaskan oleh kekecewaan yang mendalam. Siapa yang tak kunjung berlinang air mata ketika perjuangan kami mendekor panggung itu menggunakan sistem pagi tembus pagi namun akhirnya terbantahkan, dan tahun ini alhamdulillah semuanya terbayarkan dengan konsep acara yang kami laksanakan dalam GEDUNG PERTEMUAN. Pada malam itu, hujan memang sempat membasahi permukaan kota Soppeng, namun tidak menjadi ketakutan untuk kami. Tibalah kami dipuncak acara PEMBUKAAN. Satu persatu Tamu telah datang menghiasi bangku-bangku hijau disana, mulai tamu yang terhormat sampai tamu yang dihormati. Satu hal yang membuat kami senang dikala itu, yaitu datangnya kakak-kakak istimewa IMPS UMI. Kakak-kakak yang tengah melaksanakan KKN dan KKPH datang membawa senyuman yang hangat untuk kami. Yang mengisyaratkan bahwa HALAQAH LATEMMALAM III kali ini harus SUKSES. Kami sangat bersyukur, karena mereka menyempatkan diri untuk bergabung di acara Pembukaan kala itu. Namun ada hal yang ganjil yang kami temukan disana, sebelum acara dimulai Mantan Ketua IMPS UMI menyampaikan permintamaafan melalui via telepon seluler karena tidak dapat ikut merasakan kebersamaan waktu itu. Dikarenakan ada sesuatu dan lain hal yang membuatnya tidak bisa datang. Padahal, kami telah menyusun konsep acara sambutan Senior yang akan dibawakan olehnya. Iyah, sebut saja namanya Hadiwijaya. Sosok senior yang selalu menjadi panutan dan selalu memberikan kami semangat disetiap waktunya, yang menyadarkan kami ketika kami telah mulai goyah untuk berproses. Kami juga tidak habis pikir tentang kak Jaya yang tidak dapat ikut andil di waktu Pembukaan itu, sedang kakak senior yang lain rela datang dari kediaman poskonya yang juga berada di kota yang sama dengan dia. Waktu telah menunjukkan pukul 20.10, dimana kami harus segera bergegas untuk memulai acara. Dan ketika penari telah siap untuk membawakan TARI PADUPPA, waktu itu kami melihat di satu titik depan pintu kedatangan. Ternyata sosok yang tanpa diduga kehadirannya menampakkan dirinya dengan lirikan mata dan senyuman kecil disana. Kak Hadiwijaya, yang selalu disapa kak Jaya, akhirnya membawa sebuah kejutan dengan menghadirkan dirinya di tengah-tengah kami. Rasanya keganjalan tadi terbayarkan dengan hadirnya sosok yang kami nantikan. Haru, amarah, senang berpadu menjadi satu ketika melihat Mantan Ketua yang penuh akan retorika itu datang. Dan akhirnya dia duduk sambil menyimpan ranselnya yang bernama Ayi itu untuk menyaksikan Pembukaan. Mc yang sudah menggunakan pakaian yang rapi dan ditutupi oleh almamater hijau membuka acara. Masuklah di rangkaian acara, yang pertama pembukaan oleh MC dan selanjutnya pembacaan ayat suci Al-qur’an oleh saudara Muhammad Akram, beliau adalah kader IMPS UMI yang berasal dari Fakultas Agama, wajar saja jika ia yang diamanahkan untuk melantunkan ayat suci Al-Qur’an. Dan para hadirin juga merasakan kesyahduan tilawahnya. Acara selanjutnya yakni laporan oleh Ketua Panitia. “Saya sangat bersyukur karena saya memiliki panitia-panitia yang hebat dan mau mendampingi saya sehingga kegiatan ini dapat terealisasikan” Ujar Muhammad Taufik Mappaware sebagai Ketua Panitia Halaqah Latemmamala III. Setelah Taufik menyampaikan laporannya, suasana di Gedung tiba-tiba berubah menjadi gelap dan iringi musik instrumen yang membuat penonton menjadi merinding. Iyah, pada saat itu sengaja kami memberikan konsep yg diluar dari agenda acara MC. Kami mempersiapkan hal itu untuk memperkenalkan PIALA BERGILIR HALAQAH LATEMMAMALA III yang pada saat itu di bawa oleh juara I pada Halaqah Latemmamala II yakni SMA 21 MAKASSAR. Dua  pria yang membawa piala yang penuh harapan itu menjadi pusat perhatian dikala itu. Itu tentu akan menjadi inspirasi yang sangat besar bagi peserta lainnya yang akan bertanding untuk memperebutkan PIALA BERGILIR Halaqah Latemmamala III. Dan pada malam itu yang membuka acara secara resmi adalah Bapak Bupati yang diwakili oleh Bapak Sekda Kab.Soppeng, beliau menyampaikan aspirasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya bagi kami sebagai pelaksana Halaqah Latemmamala yang digelar setiap tahunnya. Sungguh itu menjadi tamparan yang sangat berkah untuk kita. Ada satu hal menarik ditengah pembukaan yang membuat para hadirin tercetus merenung, yaitu tentang musikalisasi Puisi yang dibawakan oleh teman kita Inayah, Risma, dan juga Aksa. Pada saat itu, Inayah membawakan puisi yang menggambar tentang Kebersamaan Keluarga Bahagia yang akan tetap selalu bahagia, mungkin puisi itu sangat sederhana tapi bagi keluarga IMPS puisi itu adalah real tentang kehidupan kami yang menghadapi segala sesuatunya dengan penuh keceriaan, dan tentang rasa terimakasih kami kepada orang-orang terdahulu kami di IMPS yang memberikan kami bimbingan penuh selama menjadi kader IMPS UMI. Diiringi dengan alunan gitar yang dipetik oleh Aksa, membuat mereka terhipnotis dengan lantunan melodi demi melodi. Dan suasana berubah menjadi penuh gairah lagi ketika mendengarkan suara khidmat dari Risma ketika mulai mengantarkan LAGU BUKTI. Dengan modal lagu bukti dari virgoun tersebut ternyata mampu menghipnotis seluruh penikmat digedung pada saat itu. Apalagi pas lirik “kamu adalah bukti, dari indahnya paras dan hati, kau jadi harmoni saat ku bernyanyi, tentang terang dan gelapnya hidup ini. Kaulah bentuk terindah, dari baiknya Tuhan padaku, waktu tak mengusaikan indahmu, KAU ANUGERAH TERHEBAT BAGIKU, tolong kamu camkan itu” yah sesederhana itulah kami, namun kesederhanaan itu yang mampu membuat kami menjadi saling menguatkan satu sama lain. Dengan flashlight yang menghiasi gelapnya gedung, dan dengan setangkai bunga-bunga yang dibagikan oleh dua gadis anggun tersebut membuat persembahan mereka semakin memakau. Dan ketika acara Pembukaan telah usai, Keluarga bahagia akhirnya mengambil pose untuk foto bersama, tak lupa kami mengajak orang tua dari IMPS, yang biasanya disebut MAMA IMPS untuk ikut andil dalam berfoto. Iyah, beliau adalah ibunda dari Inayah yang juga memberikan sumbangsi yang cukup banyak guna terealisasikannya kegiatan ini. Dengan sogokan kue dan makanan kepada kami untuk bisa beraktifitas dengan layak dan membuat kami menjadi pasukan yang tak takut lapar.  Kami sangat bersyukur dengan kehadiran beliau, karena kami bisa merasakan seorang tua yang juga sangat peduli tentang organisasi. Karena pada umumnya, banyak orang tua yang tidak terlalu meridhoi anaknya untuk berorganisasi. Namun berbeda dengan beliau, beliau justru menampakkan rasa semangatnya yang jauh lebih tinggi kepada kami.
          Matahari telah menampakkan ufuknya dari Timur, pertanda bahwa hari pertama perlombaan akan segera dimulai. Seluruh peserta telah menyiapkan fisik dan mentalnya untuk bertanding untuk dapat lolos di 16 besar. Tak lupa dihiasi para supporter yang mengelilingi arena. Bisa dikatakan kegiatan Halaqah ini bukan hanya menjadi perbincangan di Bumi latemmala, tapi juga menjadi perbincangan disetiap kabupaten yang ada di Sulawesi Selatan. dimana perbincangan adalah yang menjadi doa-doa untuk mendukung para perwakilan sekolahnya. yang membuat kami merasa terharu adalah karena diantara peserta tersebut terdapat peserta yang berasal dari Kabupaten Selayar. Dengan kehadiran mereka menjadi perbincangan besarnya tekad mereka untuk dapat mengikuti kegiatan ini. Seperti yang kita tahu bahwa peserta lain yang dari luar kota bisa menempuh jarak hanya dengan menggunakan kendaraan mobil. But, what about them? Mereka harus menyebrang pulau dengan menggunakan kapal untuk dapat sampai di Kota Kalong ini. Dan tentu mereka pasti ingin memberikan yang terbaik untuk sekolahnya. Hari demi hari terlewati, telah banyak yang gugur ketika melewati kompetesi demi kompetisi. Yang akhirnya akan menentukan siapakah yang akan lolos di babak 16 Besar. Yang kemudian akan menjadi titik penentu untuk masuk di 8 Besar. Dan akan menjadi juara I,II,III dan IV. Ada suatu cerita tentang supporter yang sangat fanatisme mendukung pemainnya, yaitu dari Supporter SMANSA. Sungguh, mereka sangat histeris ketika mendukung tim dari SMANSA. Dengan membawa bendera clubnya, dan memakai stiker bendera merah putih di pipinya layaknya supporter TIMNAS yang akan berlaga di Lapangan yang sangat besar. Dan yang menjadi hal unik adalah ketika mereka menggunakan dresscod yang berwarna hitam dan suara drum yang bersahut-sahutan bersama dengan yel-yelnya  menjadi pelengkap supporter yang sangat sempurna. Begitu banyak cerita yang tergoreskan selama hari demi hari berlalu. Demi membawa nama baik almanya segala macam carapun akan mereka halalkan. Lain pula cerita dari MAN 2 Bone, yang meminta panitia untuk menemaninya berkeliling melihat jantung kota kalong. Katanya “kak, kami ingin melihat kota kalong sejenak dan menikmatinya sebelum kami pulang. Tapi sayangnya kami tidak akan pulang sebelum kami lolos di babak Final. Dan akhirnya doa mereka terwujud. Yang lolos di babak FINAL adalah Juara bertahan tahun lalu, yakni SMA 21 Makassar, dan MAN 2 BONE. Mata mereka berkaca-kaca dan perlahan mereka sujud syukur di atas lapangan bernuansa hijau itu. Senang rasanya bisa merasakan kebahagiaan orang-orang yang sedang berbahagia karena hasil mereka. Mereka mendapatkan hasil sesuai dengan PROSES yang telah mereka lalui. Begitupun dengan kami, hingga di detik-detik berakhirnya acara terlaksana dengan baik dikarenakan proses yang telah kita jalani selama ini membuahkan hasil yang maksimal. Dan hingga tibalah kami di penghujung acara, yaitu MALAM FINAL sekaligus PENUTUPAN. Disana, nampak hadir kepala sekolah dan staff-staff dari SMAN 21 Makassar. Tak mau terkalahkan, pendukung dari MAN 2 Bone juga turut hadir di Malam Final. Wow, it is amazing. Mereka datang dengan sejuta HARAPAN demi menyaksikan kemenangan timnya. Sampai saat ini wajah-wajah mereka yang berdoa dengan sangat khusyu di hadapan lapangan masih terngiang dengan jelas di ingatan kami. Tentang mereka yang akan mempertaruhkan kemenangannya sampai titik darah penghabisan. Seandainya, juara I dapat diberikan kepada mereka pasti kami akan memberikannya. Namun sayangnya, yang namanya kompetisi pasti harus ada menang dan kalah. Dan apalagi ini adalah perihal tournament yang disaksikan oleh banyaknya ulayat,syukurnya bukan kami yang menetukan kemenangan kalian. Tapi justru permainan kalianlah yang harus menjadi pemain the best from the best. Ditengah-tengah perlombaan, kami para panitia bukan sibuk untuk menyaksikan pertandingan. Tapi malah sibuk memperbincangkan tentang cerita yang mungkin akan segera usai. Tentang kesedihan yang akan menjemput kami. Apakah masih ada senyum yang terukir esok hari? Apakah masih ada canda dan tawa di lapangan ini ketika final malam ini telah berakhir? Apakah sekret yang kami huni akan tetap merasa risih karena dihuni oleh orang-orang yang berisik? Sebuah kisah klasik yang pasti akan kami ceritakan pada regenerasi kami nantinya. Malam semakin larut, sorak-sorak teriakan sudah terdengar semakin jelas,menandakan semakin panasnya suasana lapangan. Dan akhirnya, point menunjukkan bahwa kemenangan kali ini jatuh kepada SMAN 21 Makassar yang berhasil merebut kembali piala bergilir Halaqah Latemmamala. Mereka sangat bahagia, dan kebahagiaan mereka terpampang dengan sangat jelas. Begitupula dengan kami, yang merasakan kebahagiaan HALAQAH LATEMMAMALA III telah tiba di puncak kelegaan. Lega, iyaah rasanya lega ketika angin malam telah menyampaikan ucapan selamat kepada kami. Karena kami telah melewati kancah proses yang begitu hebat. Tapi jauh dalam lubuk hati kami, merasakan SENDU, karena hari ini adalah saksi dihari terakhir kami berjuang. Untuk Halaqah Latemmamala III. Izinkanlah kami untuk mengenang segala momentum yang telah tergoreskan pada setiap perjuangan kami, karena kami akan mengenangnya sebagai sebuah kisah klasik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib